
02-10-2023
Jakarta – Kilang Pertamina
InternasionaI melalui Kilang Plaju berkomitmen penuh menjadi inisiator bisnis
dalam bahan bakar kapal standar International Maritime Organization 2020 skala
nasional melalui pembuatan produk bernilai tinggi untuk industri marine.
Sejak tahun 2022 realisasi
lifting Marine Fuel Oil Low Sulphur (MFO LS)) sebesar 5.24 Juta barel dibanding
target 2.52 Juta barel, dengan Value Creation Produksi MFO-LS sebesar 2.3
Triliun Rupiah. Hingga kuartal keempat 2022, KPI melalui Kilang Plaju telah
mampu memproduksi MFO LS hingga 600 ribu barel per bulan.
Dampak yang dihasilkan, yakni
penurunan kadar sulfur Marine Fuel Oil (MFO) dari standar sebelumnya sebesar
3,5%wt (persen berat) menjadi 0,5%wt dapat mengurangi emisi sulfur dioksida
(Sulphur Oxide - SOx) secara global sebesar 77%, dengan pengurangan tahunan
hingga 8,5 juta ton SO2.
Jika rata-rata kualitas MFO di
bawah 0,2%wt (mengacu pada kualitas MFO LS Kilang Plaju), maka penurunan emisi
SOx dapat mencapai 94%, dengan pengurangan tahunan hingga 10,4 juta ton SO2.
Atas prestasi tersebut, Presiden
RI melalui Kementerian ESDM memberikan penghargaan tanda kehormatan Satyalancana
Wira Karya kepada Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, Didik
Bahagia. Penghargaan untuk usaha dan kerja keras mendukung inovasi di
lingkungan Refinery itu diserahkan Menteri ESDM Arifin Tasrif, Senin (2/10).
Rekomendasi Didik sebagai penerima
penghargaan didasari keberhasilannya memimpin laju perusahaan untuk mendukung
kinerja pemerintah, termasuk dalam hal ini, dimana Kilang Plaju telah menjadi
inisiator bisnis dalam produksi bahan bakar kapal standar IMO 2020 berskala
nasional, melalui produksi produk bernilai tinggi MSO LS dan MFO LS High
Viscosity (MFO LS HV).
Produk ini diolah Kilang Plaju
setelah melewati serangkaian tahapan Research & Development (R&D),
dengan bahan baku Vacuum Residue sebagai low valuable product, yang berpotensi
untuk diupgrade menjadi MFO LS sebagai high valuable product.
Selain itu, produksi MFO LS juga
dilatarbelakangi kebutuhan yang terbuka lebar di pasar domestik dan
internasional, karena keterbatasan bahan bakar kapal yang memenuhi regulasi IMO
sehingga industri kapal harus memasang scrubber di exhaust kapal untuk
menurunkan emisi.
Mengingat Kilang Plaju yang
memiliki fasilitas Kilang, Tangki dan Jetty yang beroperasi dengan aman dan
handal, ditambah kondisi geografisnya yang dekat dengan Sungai Musi sebagai
sarana transportasi produk ke market domestik dan internasional, maka produksi
MFO LS pun mendapat ekosistem yang suportif.
Selain berperan besar dalam
meningkatkan Revenue KPI, inovasi dapat direplikasi di Refinery Unit lainnya di
KPI sehingga memberikan multiplier effect yang lebih besar. Produk MFO LS
sustain diproduksi di KPI dan terintegrasi ke system monitoring digital
berbasis web based dengan aplikasi REMOTE (Refinery Monitoring Excellence).
Perolehan Satyalancana Wira
Karya
Satyalancana Wira Karya merupakan
tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada
warganya yang telah memberikan darma bakti yang besar kepada negara dan bangsa
Indonesia sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain.
Menurut Direktur Operasi, tanda kehormatan
Satyalancana adalah sebuah bentuk amanah dari negara. “Ini adalah amanah dari
negara yang harus dibuktikan secara berkesinambungan,” kata Didik.
Prestasi ini semata-mata adalah
bukti bahwa Pertamina juga berkomitmen mendukung pemerintah dalam upayanya
mewujudkan transisi green energy berkelanjutan. Ditambahkannya, arah bisnis
Pertamina sendiri saat ini sudah masuk ke arah energi terbarukan.
Didik menyampaikan, prestasi ini
semata-mata berkat dukungan semua pihak yang terlibat. "Ini adalah prestasi
kita, prestasi para Perwira Kilang Pertamina Internasional, sebagai bukti
komitmen kita pada kemajuan dan keberlanjutan, serta mendukung penuh Pertamina
sebagai perusahaan energi kelas dunia," tutupnya.
PT Kilang Pertamina Internasional
merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama
pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social
& Governance). PT KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global
Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten
Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan
aspek ESG. PT KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk
mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas
dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata
Kelola perusahaan yang baik.