
29-03-2023
Jakarta, 27 Maret 2023 – Sebagai
subholding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical, PT Kilang
Pertamina Internasional (PT KPI) terus memberikan upaya terbaik untuk
membukukan kinerja yang positif. Pada tahun 2022, PT KPI sukses mencatatkan kinerja
operasi yang jauh melampaui target RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan).
Terdapat beberapa faktor utama
yang mendorong kinerja positif tersebut, antara lain optimasi kilang dan
efisiensi biaya operasional. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT KPI, Taufik
Aditiyawarman, pada acara paparan kinerja saat media gathering.
Taufik mengungkapkan bahwa
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi (high
valuable product) sesuai dengan pergerakan crack spread (perbedaan antara harga
minyak mentah sebagai bahan baku dan harga produk yang dihasilkan kilang).
“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude (minyak mentah).
Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude bagian negara agar dapat
memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik.” jelas Taufik.
Terkait dengan intake kilang, PT
KPI berhasil melampaui target sebanyak 14% di atas target karena terjadinya
peningkatan demand paska pandemic serta proyek RDMP Balongan yang sudah
onstream sejak Juni 2022 yang menambah kapasitas pengolahan sebanyak 25 kbpd.
Upaya untuk menghasilkan
produk-produk bernilai tinggi dilakukan untuk meningkatkan angka Yield Valuable
dimana salah satu produk yang didorong adalah MFO Low Sulfur (untuk bunker
kapal). Menurut Taufik hal ini berhasil menjadikan imbal hasil produk atau
Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk
bernilai tinggi, mencapai realisasi sekitar 82%, lebih tinggi daripada target
pada RKAP sekitar 79,9%.
Selain itu, “Plant Availability Factor
(PAF) yang merupakan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan
operasi juga berhasil kami tingkatkan menjadi hampir 100%, lebih tinggi
daripada versi RKAP sekitar 99%,” jelas Taufik.
Faktor lain terkait efisiensi
biaya operasi kilang, Taufik melanjutkan, adalah pemakaian energi yang
dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP. Indeks intensitas penggunaan
energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di
angka 108,3, lebih rendah daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir
sebesar 108,7. Untuk angka realisasi EII, semakin kecil angka index,
menggambarkan kinerja yang semakin baik. Program yang dilakukan untuk penurunan
EII antara lain utilisasi listrik dan gas eksternal serta peremajaan peralatan.
Pada kesempatan itu, Taufik juga
menambahkan terkait aspek pengembangan kilang, PT KPI telah menyelesaikan 2
proyek (onstream) di tahun 2022. Kedua proyek tersebut adalah Green Refinery
Cilacap Phase1 yang telah berhasil memproduksi HVO dari feedstock RBDPO, serta
RDMP Balongan yang telah berhasil menambah kapasitas pengolahan sebanyak 25
kbpd, menjadi 150 kbpd. BBM yang dihasilkan di Kilang Balongan juga berkualitas
setara EURO V.
Taufik menjelaskan “Proyek-proyek
lain yang dikerjakan oleh PT KPI ditargetkan akan selesai secara bertahap, dan
proyek berikutnya yang ditargetkan selesai adalah Revamp TPPI (tahun 2023) dan
RDMP Balikpapan (tahun 2024-2025).”
Kinerja positif PT KPI juga tak
lepas dari dukungan mitra bisnisnya. "Kami sampaikan apresiasi kepada seluruh
mitra bisnis yang telah mendukung pencapaian kinerja positif baik dari
Pertamina Group maupun mitra bisnis lain di tanah air maupun di luar
negeri." pungkas Taufik.