25 10 2024

Kilang Balikpapan Siap Dukung Peningkatan Ketahanan Energi Indonesia

Balikpapan, 25 Oktober 2024 - Kilang Balikpapan yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan mampu memproduksi BBM setara Euro 5. Dengan demikian kandungan sulphur pada BBM yang dihasilkan hanya akan memiliki kandungan sulphur maksimum 10 ppm. 

"Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan tidak hanya bertujuan untuk menaikkan kapasitas pengolahan dan kompleksitas kilang, namun proyek ini akan meningkatkan kemampuan KPI dalam memproduksi BBM setara Euro 5," kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman.

Kemampuan Kilang Balikpapan dalam memproduksi BBM setara Euro 5 kata Taufik tentunya akan semakin memantapkan langkah KPI dalam mendukung peta jalan pemerintah dalam menerapkan aturan standar BBM yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah sendiri melalui SK Dirjen Migas No. 447.K/2023 dan No. 110.K/2022 menetapkan BBM jenis Solar/Gasoil  dan Bensin/Gasoline dengan batasan sulfur maksimum 50ppm. Target berlakunya kedua aturan ini adalah 1 Desember 2027 untuk solar dan 1 Januari 2028 untuk bensin. Saat ini, produk KPI yang kandungan sulfurnya dibawah 50ppm adalah Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. 

Taufik juga menjelaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan telah melewati berbagai fase penting, diantaranya peningkatan kapasitas pengolahan Crude Oil Distillation (CDU) Unit 4 dari 200 ribu barrel per hari menjadi 300 ribu per hari. Sehingga total kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barrel per hari. 

Seiring dengan peningkatan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan, KPI juga telah mempersiapkan tangki skala raksasa di terminal Lawe-Lawe. 

"Di terminal Lawe-Lawe, KPI membangun 2 unit tanki, masing-masing berukuran 1 juta barrel. Hal ini diperlukan untuk memastikan sistem inventori bahan baku minyak mentah yang akan diolah di Kilang Balikpapan," kata Taufik.

Memperkuat kehandalan pengiriman minyak mentah dari Terminal Lawe-Lawe ke kilang di Balikpapan, KPI juga telah menyelesaikan pembangunan pipa minyak yang akan menjadi saluran pengiriman.

"Pembangunan pipa dilakukan sepanjang 18,9 km. Dari panjang ruas tersebut, sekitar 4,5 km pipa tersebut dipasang di perairan Teluk Balikpapan di dekat jalur eksisting. Pipa ini telah selesai terpasang dan siap dipergunakan," jelas Taufik.

Setelah proyek RDMP Balikpapan selesai, Kilang Balikpapan akan mampu menghasilkan produk petrokimia melalui unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC).

"RFCC merupakan salah satu unit baru yang dibangun di Kilang Balikpapan. Setelah nanti resmi beroperasi, RFCC ini akan menjadi unit terbesar diantara unit sejenis di kilang milik Pertamina lainnya," jelas Taufik.

RFCC di Kilang Balikpapan memiliki kapasitas pengolahan 90 ribu barrel perhari. Sementara RFCC di Kilang Cilacap berkapasitas 54 ribu barrel perhari dan RFCC di Kilang Balongan berkapasitas 83 ribu barrel perhari.

Taufik juga menyampaikan optimismenya bahwa KPI akan mampu menyelesaikan proyek terbesar Pertamina saat ini. "September 2025, mudah-mudahan keseluruhan proyek RDMP Balikpapan dapat terselesaikan," tutup Taufik.

KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visi nya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik.


© Copyright 2024 | PT Kilang Pertamina Internasional. All Rights Reserved. Privacy Policy